1. KONSEP TEORI TENTANG KUTU BADAN
1.1 Pengertian
Pedikulosis adalah penyakit kulit menular akibat infestasi pedikulus (tuma), sejenis kutu yang hidup dari darah manusia, pada rambut kepala & kemaluan atau baju. Kutu tersebut akan memberi keluhan gatal akibat gigitannya. Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap yang mudah menular dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian bersama baju atau barang.
1.2 Epidemologi
a) Tuma parasit obligat manusia
b) Kosmopolit tidak dipengaruhi musim
c) Insiden: kebersihan (org dan lingk), sosial ekonomi
d) Penularan. Melalui Kontak langsung erat (tmsk STD) dan Melalui alat-alat a.l topi, sisir, tempat tidur, dll
e) Di EROPA tuma sebagai vektor dari: Ricketsia: Tifus epidemik, demam parit
Spirochaeta (Borrelia recurrentis) menyebabkan demam berulang
Spirochaeta (Borrelia recurrentis) menyebabkan demam berulang
1.3 Etiologi
Penyakit pedikulosis disebabkan oleh parasit Pediculus yang biasa kita kenal dengan kutu.Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap yang mudah menular dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian bersama baju atau barang lainnya.Ada beberapa kutu yang menyebabkan pedikulosis, seperti kutu kepala juga kutu badan.
Kutu kepala sangat mirip dengan kutu badan, meskipun sebenarnya merupakan spesies yang berlainan.Kutu kemaluan memiliki badan yang lebih lebar dan lebih pendek dibandingkan kutu kepala dan kutu badan.
1.4 Klasifikasi
Ada 3 jenis kutu yang menyerang mausia,yaitu:
1) Pedikulosis kapitis
Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma yang disebut Peduculus humanus capitis pada kulit kepala. Tuma betina akan meletakkan telur-telurnya (nits) di dekat kulit kepala. Telur ini akan melekat erat pada batang rambut dengan suatu substansi yang liat. Telur akan menetas menjadi tuma muda dalam waktu sekitar 10 hari dan mencapai maturasinya dalam tempo 2 minggu.
2) Pedikulosis korporis
Pedikulosis Korporis merupakan infestasi kutu pediculus humanus corporis pada badan.Keadaan ini menghinggapi orang yang jarang mandi atau yang hidup dalam lingkungan yang rapat serta tidak pernah mengganti bajunya.
3) Pedikulosis pubis
Pedikolisis pubis, yang merupakan infestasi oleh phthirus pubis( crab louser; kutu kemaluan ) sangat sering dijumpai. Infestasi parasit ini umumnya terjadi di daerah genital dan terutama ditularkan lewat hubungan seks.
1.5 Patofisiologi
Siklus hidup Pediculus melalui stadium telur, larva, nimfa dan dewasa.Parasit ini bisa hidup pada tubuh atau padaislakutu kepala betina dapat hidup selama 16 hari dan menghasilkan 50 – 150 telur. Kutu mendapatkan makanan dengan cara menghisap darah pada kulit. Hama ini meninggalkan telurnya dipermukaan kulit dan juga menempel pada batang rambut, baik itu di daerah kepala, badan ataupun pubis manusia.Kutu manusia menyuntikkan getah pencernaan dan ekskreatanya ke dalam kulit yang menimbulkan rasa gatal yang hebat.Kutu sangat subur pada kondisi yang padat penduduknya.
Kutu kepala dan kutu kemaluan hanya ditemukan pada manusia, sedangkan kutu badan juga sering ditemukan pada pakaian yang bersentuhan dengan kulit.Kutu kepala ditularkan melalui kontak langsung atau melalui sisir/sikat/topi yang digunakan bersama-sama. Infestasi kutu kepala kadang menyebar ke alis, bulu mata dan janggut. Kutu kepala sering ditemukan pada murid-murid disatu sekolah.
Penularan kutu badan tidak semudah penularan kutu rambut.Kutu badan biasanya menyerang orang-orang yang tingkat kebersihan badannya buruk dan orang-orang yang tinggal di pemukiman yang padat.Kutu badan bisa membawa penyakit tifus, demam parit dan demam kambuhan.Kutu kemaluan menyerang daerah kemaluan, ditularkan pada saat melakukan hubungan seksual.
1.6 Manifestasi Klinis
Pedikulosis Kapitis, tuma paling sering ditemukan disepanjang bagian postorior kepala dan dibelakang telinga. Telur tuma dapat dilihat dengan mata telanjang sebagai benda yang terbentuk oval, mengkilap dan berwarna perak yang sulit dilepas dari rambut.Gigitan serangga ini menyebabkan rasa gatal yang hebat dan garukan yang dilakukan untuk menghilangkan gatal sering menimbulkan infeksi bakteri sekunder seperti impetigo serta furunkulosis.Infestasi tuma lebih sering ditemukan pada anak-anak dan orang dengan rambut yang panjang. Tuma dapat ditularkan lansung lewat kontak fisik atau tidak langsung leawat sisir, sikat rambut, wig, topi dan perangkat tempat tidur ( bantal, seprei dll) yang terenfiksi oleh tuma.
Pedikulosis Korporis, daerah kulit yang terutama terkena adalah bagian yang paling terkena pakaian dalam ( yaitu , leher, badan dan paha ). Kutu badan terutama hidup dalam pelipit pakaian dan di temapt ini, kutu merekat erat sementara menusuk kulit penderita dengan probosisnya.Gigitan kutu menyebabkan titik-titk pendarahan yang kecil dan khas.Ekskoriasi yang menyebar luas dapat terlihat sebagai akibat dari rasa gatal dan perbuatan menggaruk yang intensif, khususnya pada badan serta leher.Di antara lesi sekunder yang ditimbulkan terdapat guratan linier garukan yang paralel dan ekzema dengan derajat ringan.Pada kasus menahun, kulit pasien menjadi tebal, kering dan bersisik dengan daerah-daerah yang berpigmen serta berwarna gelap.
Pedikulosis pubis, “debu” berwarna cokelat kemerahan (ekskresi kutu) dapat ditemukan pada pakaian dalam.Kutu kemaluan dapat menginfestasi rambut dada, aksila, janggut dan bulu mata. Makula yang berwarna kelabu-biru kadang-kadang dapat terlihat pada badan, paha dan aksila sebagai akibat dari reaksi saliva serangga tersebut dengan bilirubin ( yang mengubahnya menjadi biliverdin ) atau ekskresi yang dihasilkan oleh kelenjar liur kutu. Lipatan pubis harus diperiksa dengan kaca pembesar untuk mendeteksi keberadaan phthirus pubis yang merayap disepanjang batang rambut atau keberadaan telur kutu tersebut yang menempel erat dengan rambut atau tempat pertemuan antara rambut dan kulit. Rasa gatal merupakan gejala yang paling sering ditemukan, khususnya di malam hari, infestasi oleh kutu kemaluan dapat dijumpai bersama dengan penyakit menular kelamin (gonore, kandidiasis, sifilis)
1.7 Penegakan Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (ditemukan kutu).Kutu betina melepaskan teluar berwarna abu-abu keputihan yang berkilau dan tampak sebagai butiran kecil yang menempel di rambut.
Kutu badan dewasa dan telurnya tidak hanya ditemukan pada rambut badan, tetapi juga pada lipatan baju yang bersentuhan dengan kulit.Kutu kemaluan meninggalkan kotoran berwarna coklat tua di pakaian dalam.Kutu kemaluan sulit ditemukan dan bisa terlihat sebagai bintik kecil kebiruan di kulit.Telurnya menempel di dasar rambut, sangat dekat dengan kulit.
1.8 Penatalaksanaan
1) Pengobatan
Permethrin merupakan pengobatan kutu yang paling aman, paling efektif dan paling nyaman.Lindane (tersedia dalam bentuk krim, losyen atau shampoo) juga bisa mengatasi kutu tetapi tidak dapat diberikan kepada anak-anak karena bisa menimbulkan komplikasi neurologis.
Kadang digunakan piretrin.Ketiga obat tersebut bisa menimbulkan iritasi.10 hari setelah pemakaian, ketiga obat tersebut harus dioleskan kembali untuk membunuh kutu yang baru menetas. Infestasi pada alis atau bulu mata sulit untuk diobati, kutu biasanya diambil dengan menggunakan tang khusus. Jeli minyak polos bisa membunuh atau melemahkan kutu di bulu mata.
Jika sumber infestasi (sisir, topi, pakaian dan seprei) tidak dibersihkan melalui pencucian, penguapan atau dry cleaning, maka kutu bisa bertahan hidup dan kembali menginfeksi manusia.
2) Tindakan keperawatan
Pada penderita Pedikulosis kapitis terapinya mencakup pengeramasan rambut memakai sampo yang mengandung lindane (Kwell) atau senyawa piretrin dengan piperonil butoksida ( sampo RID atau R&C ). Kepada pasien dianjurkan untuk mengeramas kulit kepala dan rambut menurut petunjuk pemakain sampo tersebut.Sesudah dibilas sampai bersih, rambut disisir dengan sisis bergigi halus (serit) yang sudah dicelupkan dalam cuka agar telur atau cangkar telur tuma yang tertinggal dapat terlepas dari batang rambut. Telur tuma sangat sulit dilepas dan mungkin harus diambil dengan jari tangan satu per satu ( karena itu, orang awam memakai istilah “ mencari kutu”. Semua barang, pakaian, handuk dan perangkat tempat tidur yang bisa mengandung tuma atau telurnya harus dicuci dengan air panas sedikitnya dengan suhu 54oC atau dicuci kering untuk mencegah infestasi ulang.Perabot, permadani dan karpet yang berbulu harus sering dibersihkan dengan alat vacum cleaner.Sisir dan sikat rambut juga harus didisinfeksi dengan sampo.Semua anggota keluarga dan orang yang berhubunagn erat dengan pasien harus diobati. Komplikasi seperti pruritas yang hebat, pioderma ( infeksi kulit yang membentuk pus ) dan dermatitis diobati dengan preparat antipruritus, antibiotik sistemik serta kortikosteroid tropikal.
Sedangkan pada penderita Pedikulosis korporis dan Pedikulosis pubis, kepada pasien diminta untuk memakai sabun dan air.Kemudian, lindane (Kwell) atau melation dalam isopropil alkohol (losion Prioderm) dioleskan pada daerah-daerah kulit yang terenfeksi dan daerah yang berambut menurut petunjuk informasi produk. Terapi topikal alternatif lainnya adalah pedikulida berbahan dasar piretrin (RID yang merupakan preparat yang bisa dibeli bebas) atau tembaga oleat 0,03% (Curpex). Jika bulu mata turut terkena vaseline dapat dioleskan tebal-tebal dua kali sehari selama 8 hari yang kemudian diikuti oleh pencabutan secara mekanis setiap telur kutu yang tertinggal. Komplikasi, seperti pruritis hebat, pioderma (infeksi yang membentuk pus pada kulit) dan dermatitis diobati dengan preparat antipruritis, antibiotik sistemik serta kortikosteroid topikal.Perlu diingat bahwa kutu badan dapat menularkan penyakit epedemik pada manusia, yaitu penyakit riketsia (tifus epidemik, demam hilang timbul dan trench fever).Mikroorganisme penyebabnya berada dalam traktus gastrointestinal serangga tersebut dan dapat diekskresikan ke permukaan kulit pasien yang terinfeksi.
1.9 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gatal yang digaruk kemudian terjadi infeksi yang bila dibiarkan akan keluar nanah. Kemudian timbul impetigo yaitu inflamasi kulit yang akut dan menular, yang ditandai oleh pustula dan skuama.
1.10 Pencegahan
Penyakit ini pada dasarnya dapat dicegah melalui pola hidup yang bersih.Misalnya dengan pemberantasan kutu yang berada dilingkungan sekitar.Benda-benda yang terpapar dengan penderita (misalnya, kasur, bantal, linen, handuk, mainan, topi) seharusnya dicuci bila memungkinkan kemudian dikeringkan.Air yang digunakan adalah air panas dengan suhu lebih dari 50-55°C selama paling kurang 5 menit.
Membersihkan lingkungan tempat tinggal akan membantu mengurangi kesempatan untuk terpapar kembali dengan kutu kepala. Periksalah setiap orang yang berada didalam lingkungan rumah tangga pada saat bersamaan, sebelum membersihkan lingkungan tersebut.Bersihkan semua lantai dengan alat penghisap debu, permadani, bantal, karpet, dan semua pelapis meubel yang ada. Semua sisir dan sikat rambut yang digunakan oleh penderita kutu kepala harus di rendam dalam air dengan suhu diatas 130°F (540C), alkohol atau pedikulosid selama 1 jam.
Penjelasan kepada anak-anak terutama tentang cara mencegah penularan melalui penggunaan topi, sisir, dan bandana bersama juga dapat dipertimbangkan. Menyediakan tempat penyimpanan barang-barang milik anak secara terpisah di dalam ruang kelas juga dapat mencegah penyebaran kutu ini.
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
2.1. Pengkajian
a) Biodata
b) Anamnesa yang berkaitan dengan pedikulosis
1) Keluhan atau gejala yang dirasakan.
2) Sejak kapan gejala dirasakan.
3) Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.
4) Apakah pasien pernah mengalami gatal-gatal di sekitar kulit kepala, badan, dan pubis.
5) Apakah pasien pernah pinjam-meminjam alat mandi, handuk, baju, sisir, bantal, kasur, topi kepada orang lain atau anggota keluarga.
6) Identifikasi aktifitas pasien selama di rumah.
7) Riwayat penggunaan obat (bagaimana pengobatan sebelumnya)
c) Pemeriksaan fisik
1) Kepala
2) Kulit kepala: ditemukan telur-telur di rambut pada oksiput dan di atas telinga (biasanya terdapat kurang dari 10 ekor kutu dewasa)
3) Ditemukan impetigo sekunder dan furunkulosis.
4) Badan
5) Terlihat jalur bekas garukan sejajar, perubahan-perubahan urtikaria, dan papula erithematosa yang awet, lesi tampak jelas punggung.
6) Ditemukan kutu-kutu yang biasanya terdapat pada lipatan-lipatan pakaian dan jarang sekali di kulit.
7) Pubis
8) Rambut pubis atau paha dihuni oleh beberapa buah telur (nits) saja atau sampai tak terhitung jumlahnya
9) Ditemukan noktah-noktah hitam kecil yang merupakan titik-titik darah terhisap dalam kutu dewasa ataupun bagian kotorannya.
d) Pemeriksaan penunjang
1) Pedikulosis capitis
Diagnose pasti adalah menemukan kutu atau telur, terutama dicarai di daerah oksiput dan temporal, telur berwarna abu-abu dan berkilat.
2) Pedikulosis corporis
Diagnose pasti adalah menemukan kutu dan telur pada serat kapas pakaian.
· Pedikulosis pubis
Dilakukan pemeriksaan dengan perhatian khusus terhadap kemaluan kalau perlu dengan menggunakan kaca pembesar, biasanya ditemukan telur atau kutu bentuk dewasa.
2.2. Diagnose keperawatan
a). Gangguan rasa nyaman (gatal) berhubungan dengan infeksi kutu.
b). Gangguan body image berhubungan dengan adanya penyakit (pedikulosis).
c). Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjadinya infeksi berat pada kulit.
d). Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan risiko penularan.
e). Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit, penyebab, pengobatan, dan pencegahan.
2.3. Intervensi keperawatan
a). Diagnose 1
Tujuan : pasien dapat merasakan kenyamanan (rasa gatal berkurang).
Intervensi :
a) Kaji kondisi kulit kepala, badan, pubis.
b) Anjurkan agar kulit pasien tetap kering.
c) Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan pakaian, alat mandi, tempat tidur dan sisir.
d) Anjurkan untuk membersihkan kepala atau rambut minimal 2xseminggu
e) Anjurkan untuk tidak menggaruk daerah yang gatal tetapi diusap
f) Kolaborasi medis untuk pemberian obat untuk mengatasi gatal.
b). Diagnose 2
Tujuan : pasien dapat menerima perubahan yang ada pada dirinya
NOC : citra tubuh
criteria hasil :
a) Mengidentifikasi kekuatan personal
b) pengakuan terhadap perubahan actual pada penampilan tubuh
c) menggambarkan perubahan actual pada fungsi tubuh
d) memelihara hubungan social yang dekat dan hubungan personal
Skala :
Skala :
1. Tidak pernah
2. jarang
3. kadang-kadang
4. sering
5. positif
NIC : penampilan citra tubuh
Intervensi :
2. jarang
3. kadang-kadang
4. sering
5. positif
NIC : penampilan citra tubuh
Intervensi :
1). Beri motivasi untuk menerima keadaan dirinya
2).beri penjelasan bahwa penyakitnya dapat disembuhkan
3). jelaskan pentingnya perawatan kulit termasuk kepala, badan, dan pubis
4). berikan motivasi tentang percaya diri dan mencegah isolasi social
2).beri penjelasan bahwa penyakitnya dapat disembuhkan
3). jelaskan pentingnya perawatan kulit termasuk kepala, badan, dan pubis
4). berikan motivasi tentang percaya diri dan mencegah isolasi social
c. Diagnose 3
Tujuan : pasien terhindar dari kerusakan kulit
NOC : pengendalian risiko
Criteria hasil :
1). Memantau factor risiko dari perilaku dan lingkungan yang memperaparah kerusakan integritas kulit
2).mengikuti strategi pengendalian risiko yang dipilih
3). mengenal perubahan status kesehatan
4). pasien mempunyai kulit yang utuh.
Skala :
2).mengikuti strategi pengendalian risiko yang dipilih
3). mengenal perubahan status kesehatan
4). pasien mempunyai kulit yang utuh.
Skala :
1. Tidak pernah
2. jarang
3. kadang-kadang
4. sering
5. konsisten
NIC : surveilans kulit
Intervensi :
2. jarang
3. kadang-kadang
4. sering
5. konsisten
NIC : surveilans kulit
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian kondisi kulit secara rutin
2. anjurkan untuk menjaga kulit agar tetap bersih
3. anjurkan untuk tidak menggaruk daerah yang gatal untuk mencegah terjadinya luka
4. anjurkan pasien untuk menggunakan sabun antiseptic
5. kolaborasi medis untuk mencegah infeksi berlanjut
2. anjurkan untuk menjaga kulit agar tetap bersih
3. anjurkan untuk tidak menggaruk daerah yang gatal untuk mencegah terjadinya luka
4. anjurkan pasien untuk menggunakan sabun antiseptic
5. kolaborasi medis untuk mencegah infeksi berlanjut
d). Diagnose 4
Tujuan : pasien dapat memelihara kesehatan dengan mencegah penularan
Noc : perilaku sehat
Criteria hasil :
1. Tidak terjadi penularan
2. mengidentifikasi potensial risiko
3. menyusun dan mengikuti strategi
untukmemksimalkan kesehatan
4. berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan
NIC : pedoman system kesehatan
Intervensi :
2. mengidentifikasi potensial risiko
3. menyusun dan mengikuti strategi
untukmemksimalkan kesehatan
4. berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan
NIC : pedoman system kesehatan
Intervensi :
1. Ajarkan pada pasien semua barang, handuk, perangkat tempat tidur yang mengandung kutu atau telurnya harus dicuci dengan air panas sedikitnya suhu 54 o C atau dicuci kering (dry cleaning) untuk mencegah infestasi ulang
2. ajarkan pada pasien, keluarga bahwa perabot, permadani, dan karpet yang berbulu harus sering dibersihkan dengan vacuum cleaner
3. ajarkan pada pasien agar sisir dan sikat rambut harus di desinfeksi dengan shamppo
4. beritahu pada semua anggota keluarga yang berhubungan dengan dengan pasien untuk diobati
5. anjurkan pada keluarga untuk tidak menggunakan sisir pasien.
2. ajarkan pada pasien, keluarga bahwa perabot, permadani, dan karpet yang berbulu harus sering dibersihkan dengan vacuum cleaner
3. ajarkan pada pasien agar sisir dan sikat rambut harus di desinfeksi dengan shamppo
4. beritahu pada semua anggota keluarga yang berhubungan dengan dengan pasien untuk diobati
5. anjurkan pada keluarga untuk tidak menggunakan sisir pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC
Djuanda, Adhi. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, Jilid 3. Jakarta: Media Aesculapius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar